Kontak Kami

Bandung: Jl. Soekarno-Hatta No.439, Kb. Lega, Kec. Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat 40235

Jakarta: Jl. Tebet Barat IX No.31, RT.4/RW.4, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12810

Residensial:
0812-9490-5991

Bisnis:
0853-1485-1300

Category: Blog

Read More

Partisipasi LenSOLAR dalam Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik

BANDUNG, Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral (Dinas ESDM) Jawa Barat meluncurkan Program Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik di Gedung Sate, Selasa (9/4/2019). Jawa Barat merupakan provinsi pertama yang melakukan peluncuran kompor listrik sebanyak 4.130 kompor di Indonesia. Acara ini di hadiri oleh pemerintah daerah di Provinsi Jawa Barat, perwakilan masyarakat penerima kompor listrik, asosiasi, komunitas, dan perusahaan-perusahaan pendukung serta dihadiri pula oleh Sekretaris Daerah Prov. Jawa Barat Iwa Karniwa dan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia Bambang Tirtoyuliono.

Dengan diluncurkannya kompor listrik ini, pemerintah mengharapkan ketergantungan masyarakat terhadap LPG dapat menurun. Program konversi kompor gas ke kompor listrik ini juga diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik per kapita masyarakat Jawa Barat.

Selain melakukan peluncuran kompor listrik, Dinas ESDM juga mengajak partisipasi dari bergabagai pihak termasuk LenSOLAR (PT. Surya Energi Indotama) untuk mengisi pameran. LenSOLAR antusias dalam menyambut kegiatan ini karena mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menurunkan emisi karbon CO2 sehingga lebih ramah lingkungan walaupun dalam sektor berbeda. Dalam pameran tersebut, LenSOLAR memberikan informasi-informasi seputar penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) untuk rumah tangga. Penggunaan PLTS Atap LenSOLAR akan membantu dalam efisiensi biaya listrik, serta memberikan listrik yang ramah untuk lingkungan.

Read More

“LenSOLAR” Atap Solar Premium yang Lebih Ramah

Indonesia memiliki potensi energi matahari yang berlimpah. Pasalnya,matahari dapat bersinar sepanjang tahun di negeri ini. Berdasarkan data Dewan Energi Nasional, potensi energi matahari di Indonesiamencapai rata-rata 4,8 kilowatt hour per meter persegi per hari (kWh/m2/hari). Energi matahari pun menjadi pilihan strategis sebagai sumberenergi alternatif. International Renewable Agency (IRENA)mencatat, Indonesia akan mengubah 23% dari total pasokan energi menjadi energi baru terbarukan pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Rencana inimerupakan partisipasi negeri ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Energimatahari sendiri merupakan salah satu energi terbarukan yang dapat dikembangkandi Indonesia.

Dalam hal teknologi, pemanfaatan energi matahari dalam bentuk pembangkit listrik menjadi pilihan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik harian. Pemanfaatan energi matahari diharapkan dapat digunakan dalam skala yang signifikan pada tahun 2030. Pemasangannya pun dapat dilakukan dipabrik-pabrik, perumahan, dan perkantoran. Sayangnya, teknologi pemanfaatan energi matahari ini belum tersampaikan kepada masyarakat luas. Kesadaran masyarakat untuk menggunakan energi yang lebih bersih pun masih sangat rendah.

Dari sini, PT Surya Energi Indotama yang merupakan anak usaha dari PT Len Industri (Persero)

membuka unit bisnis yang bergerak dibidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) – LenSOLAR untuk bisa dinikmati oleh masyarakat luas. LenSOLAR pun membidik segmen perumahan dan bangunan bisnis untuk produk PLTS Atap. PLTS Atap adalah pembangkit listrik tambahan yang ramah lingkungan dan dibangun di atas atap. Artinya, teknologi ini tidak membutuhkan lahan tambahan. Energi listrik yang dihasilkan langsung dialirkan ke jaringan listrik setempat sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik dari PLN. Jika energi listrik yang dihasilkan dari PLTS Atap lebih besar ketimbang pemakaian pada siang hari, maka kelebihan energi tersebut dapat diekspor ke jaringan PLN. Energi ini pun akan terimpor kembali pada malam hari untuk digunakan oleh kebutuhan listrik bangunan tersebut.

Saat ini, LenSOLAR sudah memiliki pelanggan yang tersebar di Bandung dan Jabodetabek. Berdasarkan pengalaman pelanggan, penggunaan PLTS Atap memang sangat efektif untuk mengurangi tagihan listrik bulanan. Selain dapat mengurangi tagihan listrik, PLTS Atap juga merupakan investasi yang dapat melindungi pemilik bangunan dari kenaikan listrik di masa mendatang. Pengembangan penggunaan PLTS Atap ini juga mendapat dukungan baik dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan. Jonan yang beberapa waktu lalu hadir dalam acara Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap di Monas, mengungkapkan bahwa Kampanye PLTS Satu Juta Atap ini sangat bagus. Acara ini merupakan bagian dari usaha bersama dalam memperoleh energi untuk kehidupan dengan sumber energi yang lebih bersih. “Selain menjalankan sistem impor-ekspor listrik dengan PLN yang membuat tagihan listrik lebih hemat, masyarakat juga harus berpikir bahwa teknologi ini akan membantu penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan,” ujar Jonan. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai PLTS Atap, LenSOLAR akan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi mengunjungi Science Center Solar Rooftop LenSOLAR. Pusat pembelajaran ini akan dibangun di empat kota, yaitu Bandung, Jakarta, Surabaya dan Bali. Di Science Center tersebut, masyarakat dapat melihat barang yang dijual oleh LenSOLAR sekaligus memahami prinsip kerja PLTS Atap secara langsung. Harapannya, penggunaan PLTS Atap untuk bangunan bisa berkembang secara pesat di Indonesia.

Read More

LenSOLAR Siap Mendukung Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Indonesia

JAKARTA – Beberapa waktu lalu, LenSOLAR yang merupakan Unit Bisnis dari PT. Surya Energi Indotama anak usaha dari PT. Len Industri (Persero) mengikuti event Jakarta Marketing Weeks 2019 atau JMW 2019 yang diselenggarakan di Mall Kota Kasablanka, Jakarta oleh MarkPlus Inc dari 24 – 30 April 2019. JMW merupakan event tahunan yang dirancang sebagai platform update knowledge, entertainment, dan networking yang berhasil mengumpulkan lebih dari 7.000 marketing enthusiast.

Pada acara ini, LenSOLAR melakukan launching produk PLTS Atap yang ditujukan untuk rumah dan bisnis. LenSOLAR yang diwakili oleh Direktur Utama PT. Surya Energi Indotama, Bambang Iswanto, ST., M.M, menyampaikan bahwa sudah saatnya Indonesia beralih ke energi yang lebih bersih dengan menggunakan energi matahari.

Selain di hadiri oleh Hermawan Kerta Jaya (Founder & CEO Markplus), acara ini juga dihadiri oleh Direktur Utama PT. Len Industri (Persero) Zakky Gamal Yasin, dan Direktur Jendral (Dirjen) EBTKE F.X Sutijastoto yang ikut serta mendukung upaya percepatan pengembangan energi baru, terbarukan, dan konservasi.

“Saya sangat senang karena pengembangan energi baru, terbarukan (EBT) sudah di tangan ahli marketing. Nah menurut saya, kita tinggal tunggu waktu saja, sebentar lagi akan massif berkembang” tutur Dirjen Toto.

Dirjen Toto juga mengajak untuk sinergikan secara bersama-sama upaya untuk mengembangkan EBT khususnya energi surya di masa depan.

Sumber: http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/05/02/2234/dirjen.toto.apresiasi.dukungan.badan.usaha.terhadap.pengembangan.energi.surya.di.indonesia

Read More

Pakai ‘Listrik Atap’, Apa Untungnya?

Jakarta – Konsumen kini bisa menjual kelebihan daya dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap atau panel surya ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ini bisa menjadi salah satu upaya mencapai target energi baru dan terbarukan.

Ketentuan penjualan kelebihan daya itu tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap Oleh Konsumen PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

“Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 membuat hak dan kewajiban antara konsumen dan PT PLN menjadi jelas sehingga win-win solution untuk para konsumen PT PLN yang dapat turut serta mendukung pencapaian target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) 23% pada 2025,” papar Direktur Utama PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) Jackson Tandiono, dalam keterangan resminya.

Dikutip dari laman Ditjen EBTKE, menurut Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Harris, kelebihan tenaga listrik nya (excess power) akan diekspor ke PLN dengan faktor pengali 65%. Pelanggan bisa menggunakan deposit energi untuk mengurangi tagihan listrik bulan berikutnya.

Sementara itu, berdasarkan aturan tersebut, PLTS atap yang dimaksud adalah pembangkitan tenaga listrik menggunakan modul fotovoltaik yang dipasang dan diletakkan pada atap, dinding, atau bagian lain dari bangunan milik konsumen PT PLN serta menyalurkan energi listrik melalui sistem sambungan listrik konsumen PT PLN.

“Sistem PLTS atap meliputi modul surya, inverter, sambungan listrik, sistem pengaman, dan meter kWh ekspor-impor. Kapasitas Sistem PLTS atap biasanya akan dibatasi paling tinggi 100% dari daya tersambung konsumen PT PLN, kapasitas tersebut ditentukan dengan kapasitas total inverter,” jelas Jackson.

Dalam aturan Peraturan Menteri ESDM Nomor 49 tahun 2018 disebutkan bahwa pelanggan PLN yang berminat memasang PLTS atap di rumahnya, harus mengajukan permohonan pemasangan PLTS kepada General Manager Unit Induk Wilayah Distribusi PLN yang dilengkapi persyaratan administrasi (memuat Nomor Identitas Konsumen PLN) dan persyaratan teknis. Untuk pelanggan prabayar harus mengajukan perubahan mekanisme pembayaran tenaga listrik menjadi pascabayar.

Dikatakannya, saat ini produk panel surya yang beredar di masyarakat kian praktis dari sisi pemasangan sehingga memudahkan bagi konsumen PLN yang tertarik untuk menggunakan sistem PLTS. “Kami sangat antusias memproduksi teknologi zero emission ini, khususnya di Indonesia, negara tropis dengan pancaran sinar matahari sepanjang tahun, agar pemanfaatan energi matahari di Indonesia semakin optimal,” kata dia.

Sebelumnya, Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana bilang PLTS atap tengah populer dan berkembang pesat, karena implementasinya mudah, sederhana, dan kapasitas yang mudah diatur sesuai ketersediaan luasan atap.

“Dengan memasang PLTS atap secara on grid, konsumen dapat menurunkan biaya tagihan listriknya secara signifikan, minimal 30%,” seperti dikutip dari laman Ditjen EBTKE.

Bahkan, Menteri ESDM Ignatius Jonan pernah mengatakan, setelah memakai panel surya di rumahnya, tagihan listrik yang biasanya berkisar Rp 4-5 juta per bulan menjadi sekitar Rp 1 juta atau Rp 1 juta lebih (zlf/dna)

Sumber: https://bit.ly/2ZEZkUr

C
A
L
C
U
L
A
T
O
R
Hitung Sekarang!

Daya Listrik Anda:

kW:

...

Luas Lahan Minimal:

...

Estimasi Penghematan:

...

Estimasi Harga:

...

*Harga sudah termasuk instalasi & penggantian kWh ekspor - impor di daerah Bandung & Jabodetabek.